Raheem Sterling: Si Winger Gesit yang Bikin Lawan Kacau dan Media Gak Bisa Diam

Lo suka atau enggak, satu hal gak bisa dibantah: Raheem Sterling adalah salah satu pemain Inggris paling berpengaruh satu dekade terakhir.

Mulai dari Liverpool, berkembang di Manchester City, sampai jadi bintang utama Timnas Inggris — Sterling bukan pemain yang muncul karena hype, tapi karena konsistensi dan kerja keras.

Dan walaupun sering jadi sasaran media atau fans yang terlalu kritis, Sterling selalu jawab pakai performa.


Awal Karier: Dari Akademi QPR ke Sorotan Anfield

Sterling lahir 8 Desember 1994 di Jamaika, pindah ke London sejak kecil, dan mulai karier di akademi Queens Park Rangers. Tapi semua berubah waktu Liverpool ngambil dia usia 15 tahun.

Di bawah Brendan Rodgers, Sterling langsung bersinar:

  • Debut tim utama di usia 17
  • Jadi bagian trio maut bareng Suárez dan Sturridge di musim 2013/14
  • Cetak 9 gol + 7 assist dan hampir bawa Liverpool juara

Tapi waktu kontrak perpanjangan ribet, Sterling cabut ke Manchester City.

Dan di sanalah dia berubah dari talenta jadi mesin.


Manchester City: Naik Level Bareng Pep

City beli Sterling tahun 2015 seharga £49 juta, yang saat itu jadi rekor pemain Inggris. Banyak yang nyinyir: “Overrated, gak bisa finishing.”

Tapi semua berubah waktu Pep Guardiola dateng.

Pep ngasih Sterling:

  • Posisi baru: inverted winger di kiri
  • Tugas spesifik buat masuk ke kotak penalti
  • Cara main tanpa banyak dribble gak penting

Dan hasilnya? Gila.

Statistik di City (2015–2022):

  • 131 gol
  • 74 assist
  • 4x juara Premier League
  • Jadi bagian inti tim treble contender

Sterling berubah dari winger flashy ke finisher tajam. Dia ngebuktiin diri kalau dia bukan cuma “pemain cepat”, tapi pemain cerdas yang tahu ruang, timing, dan eksekusi.


Gaya Main: Sprint, Cut Inside, Gol

Sterling itu mimpi buruk buat fullback.

Ciri khasnya:

  • Lari diagonal dari sayap ke dalam
  • Press tinggi ke bek lawan
  • Jago nyari ruang antara bek
  • Bisa jadi second striker di sistem false 9
  • Demen banget nyusup ke tiang jauh buat tap-in gol

Dia bukan pemain yang shoot dari jarak jauh tiap saat, tapi dia tahu kapan dan di mana harus muncul.

Dan walaupun sering dibilang finishing-nya inconsistent, data gak bohong — dia tetap nyetak dua digit gol hampir tiap musim.


Timnas Inggris: Dari Bahan Bully ke Pahlawan Euro

Banyak fans Inggris awalnya gak percaya sama Sterling. Waktu dia main di Piala Dunia 2018, dia dikritik habis-habisan walau performanya solid.

Tapi semuanya berubah di Euro 2020.

  • Jadi pencetak gol terbanyak Inggris di turnamen itu
  • Bawa Inggris ke final pertama mereka sejak 1966
  • Main penuh semangat dan tanggung jawab, bahkan saat pemain lain gugup

Sterling berubah dari scapegoat jadi leader.


Chelsea: Babak Baru, Tapi Masih Adaptasi

Tahun 2022, Sterling pindah ke Chelsea buat nyari tantangan baru dan jadi pemimpin tim muda. Tapi jujur aja, masa awalnya gak mulus.

Chelsea lagi chaos:

  • Ganti pelatih
  • Skuad kebanyakan
  • Sistem belum jelas

Tapi Sterling tetap kasih kontribusi. Meskipun performa naik turun, dia tetap salah satu pemain paling tajam dan berpengalaman di skuad.

Dengan Pochettino (dan sekarang Maresca), Sterling mulai nemu ritmenya lagi.


Statistik Karier (per 2024):

  • Premier League:
    350+ penampilan
    120+ gol
    70+ assist
  • Timnas Inggris:
    82 caps
    20+ gol
  • Trofi:
    4x Premier League
    5x Piala Liga
    1x FA Cup

Dan yang bikin makin respek: dia udah main di level tertinggi sejak remaja sampai sekarang — lebih dari 10 tahun.


Off the Pitch: Suara yang Gak Takut Bersuara

Sterling juga dikenal sebagai salah satu atlet paling vokal soal isu rasial, diskriminasi, dan representasi. Dia sering banget angkat suara tentang perlakuan media yang bias terhadap pemain kulit hitam.

Dan sikap itu bikin dia bukan cuma pemain penting, tapi juga sosok panutan.


Kesimpulan

Raheem Sterling adalah wajah sepak bola Inggris modern. Cepat, teknikal, produktif, dan tahan tekanan media serta kritik yang gak ada habisnya.

Dia udah buktiin diri di Liverpool, jadi raja sisi kiri di City, dan sekarang pemimpin senior di Chelsea.

Dan meskipun banyak yang masih meragukan, Sterling udah punya semua: angka, trofi, dan legacy.

Dia bukan pemain yang banyak gaya. Dia pemain yang kerja keras, jatuh bangun, tapi tetap lari terus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *