Pernah gak kamu nonton drakor baru yang rame banget diomongin, tapi begitu ditonton ternyata ceritanya… yah, gitu-gitu aja? Cewek miskin ketemu cowok kaya, cinta bertepuk sebelah tangan, cinta segitiga, atau konflik mertua jahat — semua pola lama itu kayaknya gak pernah mati. Tapi anehnya, rating-nya justru tinggi banget.
Kita ngomel “klise banget,” tapi tangan gak bisa berhenti ngeklik episode berikutnya. Jadi, kenapa sih drakor dengan cerita basi masih bisa jadi trending dan punya rating tinggi? Jawabannya bukan cuma soal naskah, tapi soal psikologi penonton, formula industri, dan nostalgia emosional.
Yuk, kita bedah lima alasannya.
1. Penonton Gak Selalu Cari Cerita Baru — Mereka Cari “Rasa Familiar”
Kita sering bilang bosan sama plot yang itu-itu aja, tapi secara gak sadar, otak manusia suka hal yang terprediksi dan aman.
Drakor dengan formula klasik seperti “cinta beda kasta” atau “mantan yang ketemu lagi” ngasih rasa nyaman dan nostalgia.
Contohnya:
- Boys Over Flowers (2009) dan Business Proposal (2022) punya inti cerita mirip: cewek biasa jatuh cinta sama cowok kaya. Tapi dua-duanya sukses besar.
- Penonton gak nonton karena pengen plot baru, tapi karena pengen merasakan ulang sensasi yang familiar.
Kayak makan mie instan: kamu tahu rasanya, tapi tetap aja nagih.
Kesimpulan: Cerita basi = rasa aman. Dan kadang, itu yang dibutuhin penonton setelah hari panjang dan penuh stres.
2. Chemistry Pemain Lebih Penting dari Naskah
Drakor gak cuma jual cerita, tapi juga chemistry aktor dan aktrisnya.
Kadang naskahnya klise banget, tapi dua pemeran utamanya bikin semuanya terasa segar.
Lihat aja pasangan kayak:
- Hyun Bin & Son Ye-jin di Crash Landing on You
- Park Seo-joon & Kim Da-mi di Itaewon Class
- Ahn Hyo-seop & Kim Se-jeong di Business Proposal
Cerita mereka gak baru, tapi interaksi natural dan ekspresi mereka bikin penonton terhanyut.
Aktor yang punya karisma kuat bisa bikin naskah mediocre terasa spesial.
Fakta menarik:
Netflix dan SBS pernah riset internal bahwa “chemistry pemeran utama” jadi faktor paling besar dalam menentukan tingkat retensi penonton drama.
Kesimpulan: Kadang bukan ceritanya yang bikin jatuh cinta, tapi tatapan matanya.
3. Produksi Super Rapi dan Sinematografi Bikin Lupa Ceritanya Klise
Bahkan kalau ceritanya klise, drakor modern punya visual yang terlalu cakep buat dilewatkan.
Sinematografi Korea itu udah level tinggi banget: pencahayaan lembut, set yang elegan, warna pastel yang manis, sampai fashion karakter yang selalu trendi.
Bayangin:
- Kamu nonton drama cinta kantoran tapi kantor mereka kayak galeri seni.
- Atau drama patah hati tapi latar kotanya seindah lukisan musim gugur.
Hasilnya? Otak kamu lebih sibuk menikmati estetika dan atmosfer daripada ngeluh soal jalan cerita.
Contoh:
Extraordinary Attorney Woo punya formula episodik yang gak baru, tapi visual dan tone-nya bikin nyaman banget.
Kesimpulan: Kadang bukan ceritanya yang kuat, tapi cara mereka “membungkus” cerita basi dengan visual yang cantik dan emosional.
4. Soundtrack dan Emosi: Senjata Rahasia Drakor
Drakor paham banget cara mainin emosi lewat OST (Original Soundtrack) dan timing adegan.
Setiap lagu ditempatkan di momen paling emosional, bikin hati penonton luluh meski udah tahu apa yang bakal terjadi.
Contohnya:
- Goblin gak bakal seikonik itu tanpa “Stay With Me” (Chanyeol & Punch).
- Crash Landing on You punya lagu-lagu yang bikin kamu langsung keingat adegannya.
Ceritanya mungkin standar, tapi ketika lagu masuk di saat yang tepat, emosi kamu ikut disetir.
Penonton gak sadar kalau mereka gak lagi menilai logika cerita — mereka merasakan.
Kesimpulan: Musik bisa “menyelamatkan” plot yang basi, karena perasaan lebih mudah diingat daripada alur cerita.
5. Pemasaran dan Fanbase Adalah Mesin yang Gak Bisa Diremehkan
Jujur aja, drakor dengan aktor populer hampir pasti sukses — bahkan sebelum tayang.
Fandom Korea sangat solid dan terorganisir, dan promosi digital mereka masif banget.
- Trailer di TikTok dan Instagram dipotong jadi clip emotional bait yang viral.
- Platform kayak Netflix atau Viu tahu cara “menjual chemistry” dengan thumbnail dan judul yang manis.
- Aktor-aktor muda punya basis fans global yang bakal nonton apapun yang mereka mainkan.
Jadi walaupun ceritanya lemah, buzz-nya udah kuat sejak awal.
Begitu rating naik di dua episode pertama, orang lain ikut nonton cuma biar gak ketinggalan omongan.
Kesimpulan: Kadang, rating tinggi bukan karena kualitas cerita — tapi karena kekuatan marketing dan komunitas yang loyal.
Bonus: Penonton Gak Selalu Cari Realisme, Tapi Pelarian
Buat banyak orang, drakor adalah eskapisme — cara buat kabur dari kenyataan yang keras.
Cinta yang manis, karakter ideal, ending bahagia — semua itu hal yang jarang banget terjadi di dunia nyata.
Jadi walaupun ceritanya gak realistis, drakor ngasih harapan dan rasa hangat.
Dan buat sebagian besar penonton, itu jauh lebih penting dari keaslian.
Contoh Kasus: “Business Proposal” & “Crash Landing on You”
Kedua drama ini punya plot sederhana dan klise:
- Cewek biasa jatuh cinta sama bos tajir.
- Cinta terhalang status sosial.
- Ending bahagia yang bisa ditebak.
Tapi dua-duanya jadi fenomena global. Kenapa?
- Chemistry pemeran utama kuat banget.
- Visual, musik, dan tempo cerita serba pas.
- Karakter-karakternya lovable, bukan dramatis berlebihan.
Kuncinya bukan di apa yang diceritakan, tapi bagaimana mereka menceritakannya.
Lima Rahasia Drakor Klise Bisa Tetap Laku
| Alasan | Penjelasan Singkat | Dampak ke Penonton |
|---|---|---|
| Rasa familiar | Cerita klasik bikin nyaman | Penonton betah & nostalgia |
| Chemistry aktor | Karakter hidup karena interaksi natural | Bikin baper & viral |
| Visual menawan | Sinematografi & fashion sempurna | Estetika menutupi plot lemah |
| OST emosional | Musik kuat di momen tepat | Emosi penonton ikut digerakkan |
| Pemasaran & fandom | Strategi digital & aktor populer | Hype tinggi bahkan sebelum tayang |
FAQ
1. Apakah semua drakor dengan cerita basi pasti sukses?
Enggak juga. Harus punya faktor pendukung kayak chemistry, musik, dan visual yang kuat.
2. Kenapa Korea jarang bikin drama dengan cerita baru?
Karena pasar global lebih suka formula familiar yang udah terbukti berhasil.
3. Apakah penonton bener-bener gak peduli sama cerita?
Mereka peduli, tapi emosi dan karakter lebih cepat nyangkut daripada plot kompleks.
4. Drakor baru apa yang klise tapi sukses banget?
King the Land dan Business Proposal — dua-duanya simple tapi rating-nya tinggi.
5. Kenapa kita tetap nonton meski tahu ending-nya bisa ditebak?
Karena kita bukan cari kejutan, tapi cari rasa — chemistry, musik, dan emosi yang hangat.
Kesimpulan: Kadang Klise Itu Bukan Kekurangan, Tapi Strategi
Jadi, kenapa drakor ini ratingnya tinggi padahal ceritanya basi?
Karena di balik plot yang bisa kamu tebak dari awal, ada kombinasi sempurna antara emosi, estetika, dan chemistry manusia.

